Konsep Manajemen Stakeholder Proyek

Sebagian Stakeholder atau pemangku kepentingan proyek mungkin memiliki kemampuan yang terbatas yang mempengaruhi pekerjaan atau hasil proyek; sebagian pemangku kepentingan lain mungkin memiliki pengaruh yang signifikan pada proyek .Kemampuan manajer proyek dan tim untuk secara benar mengidentifikasi dan melibatkan semua pemangku kepentingan dalam Konsep Manajemen Stakeholder Proyek secara tepat dapat menjadi pembeda antara keberhasilan dan kegagalan proyek. Untuk meningkatkan peluang keberhasilan, proses identifikasi dan keterlibatan pemangku kepentingan harus dimulai sesegera mungkin setelah piagam proyek (Project charter) disetujui, manajer proyek telah ditetapkan dan tim mulai terbentuk.

Kepuasan pemangku kepentingan harus didentifikasi dan dikelola sebagai tujuan proyek. Kunci untuk keterlibatan pemangku kepentingan yang efektif adalah fokus pada komunikasi terus menerus dengan semua pemangku kepentingan, termasuk anggota tim, untuk memahami kebutuhan dan harapan mereka, Isu-isu yang terjadi, mengelola konfik kepentingan, dan meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan secara tepat dalam keputusan dan kegiatan proyek.

Proses identifikasi dan keterlibatan pemangku kepentingan agar mendapat manfaat untuk proyek ini dilakukan secara berulang. Meskipun proses dalam Manajemen Pemangku Kepentingan Proyek dijelaskan hanya sekali, kegiatan identifikasi, prioritas, dan keterlibatan harus ditinjau dan diperbarui secara rutin, dan setidaknya pada waktu berikut ketika:

  • Proyek ini bergerak melalui tahapan yang berbeda dalam siklus hidupnya,
  • Pemangku kepentingan sat in tidak lagi terlibat dalam pekerjaan proyek atau pemangku kepentingan yang baru menjadi bagian komunitas pemangku kepentingan proyek, atau
  • Terdapat perubahan yang signifikan dalam organisasi atau komunitas pemangku kepentingan yang lebih luas.
Konsep Manajemen Stakeholder Proyek
Konsep Manajemen Stakeholder Proyek

TREN DAN PRAKTIK PADA KETERLIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN PROYEK

Definisi yang lebih luas dari pemangku kepentingan sedang dikembangkan yang memperluas darikategori tradisional karyawan, pemasok, dan pemegang saham untuk memasukkan kelompok-kelompok seperti regulator, kelompok berpengaruh, pencinta lingkungan, organisasi keuangan, media, dan pihak- pihak yang hanya meyakini bahwa mereka adalah pemangku kepentingan – mereka merasa bahwa mereka akan terpengaruh oleh pekerjaan atau hasil dari proyek tersebut.

Tren dan praktik yang muncul pada Manajemen Pemangku Kepentingan Proyek termasuk tetapi tidak terbatas pada:

Mengidentifikasi semua pemangku kepentingan, bukan hanya satu lingkup terbatas;

  • Memastikan bahwa semua anggota tim terlibat dalam kegiatan untuk melibatkan pemangku kepentingan
  • Meninjau komunitas pemangku kepentingan secara teratur, sering kali dilakukan secara parallel dengan ulasan mengenai masing-masing risiko proyek;
  • Konsultasi dengan para pemangku kepentingan yang paling terpengaruh oleh pekerjaan atau hasil proyek melalui konsep penciptaan bersama (co-creation). Penciptaan Bersama menempatkan penekanan lebih besar termasuk pada pemangku kepentingan yang terkena dampak menjadi bagian dari tim sebagai mitra; dan
  • Menangkap nilai yang efektif dari keterlibatan pemangku kepentingan, baik positif maupun negatif.

Nilai positif Konsep Manajemen Stakeholder Proyek dapat didasarkan atas pertimbangan manfaat yang diturunkan dari tingkat yang lebih tinggi dari dukungan aktif para pemangku kepentingan, terutama pemangku kepentingan yang kuat. Nilai negatif dapat diturunkan dengan mengukur biaya akibat tidak melibatkan para pemangku kepentingan secara efektif, yang mengarah pada penarikan kembali produk atau kehilangan reputasi organisasi atau proyek.

Manpro adalah platform yang dapat menjadi komunikasi antara stakeholder proyek dengan lebih mudah dan sistematis, tertarik mencoba ? silahkan klik

 

Sumber : PMBOK Indonesia

Artikel lain klik