Lebih Baik untuk Bayar Tukang Borongan atau Harian ?

Sebagai Owner proyek, dalam me manage sebuah proyek , tentu tak lepas dari manajemen keuangan proyek yang berhubungan dengan pembayaran upah tenaga kerja lapangan. Mereka dihadapkan pada berbagai jenis pekerjaan di lapangan dan metode pembayaran untuk upah tenaga kerja.

Owner proyek harus mengetahui secara mendalam  mengenai  sistem pembayaran yang dilakukan oleh kontraktor kepada tukang dan tenaga ahli. Biasanya untuk upah tukang dan tenaga ahli, dibagi menjadi dua yaitu harian atau borongan. Dengan mengetahui hal-hal teknis yang terjadi dalam suatu proyek, owner dapat lebih mendapatkan transparansi  dan analisa perhitungan yang tepat bagi setiap jenis pekerjaan, sehingga dapat menghemat budget untuk proyek berjalan.

Sebagai informasi, alternatif untuk membayar tukang borongan atau harian dalam proyek  biasanya dibagi berdasarkan kategori item pekerjaannya. Hal ini seperti yang umumnya tidak diketahui oleh kaum awam, sekalipun sekelas orang-orang teknik yang berkecimpung di dunia konstruksi seperti insinyur maupun arsitek, karena hal ini memang bersifat praktek di lapangan.

Pada topik ini kita akan membahas, mari kita membahas beberapa tipe pekerjaan proyek dan alternatif pembayaran terbaik manakah  yang dapat diambil untuk masing-masing pekerjaan tersebut. Baca lebih lanjut ya!

  • Pekerjaan Bowplank

Pekerjaan ini ringan dan cepat dikerjakan namun membutuhkan keahlian khusus. Karena itu, harga borongan akan terhitung mahal, dan sebaiknya kita menggunakan bayaran harian ditentukan dari sikuan dan level.

  • Pekerjaan Pondasi

Item pekerjaan ini berat dan memakan waktu cukup lama namun tidak membutuhkan keahlian khusus. Karena itu, pekerjaan pondasi mulai dari galian sampai pasangan serta urugan lantai dapat dibayar secara borongan.

  • Pekerjaan Pembesian dan Pasangan Dinding

Pekerjaan pembesian dapat dibayar secara borongan karena item pekerjaan ini berat dan memakan waktu yang lama serta membutuhkan keahlian khusus.

  • Pekerjaan Atap

Pekerjaan ini ringan dan cepat tetapi butuh keahlian yang tinggi sehingga harga borongannya dapat dikatakan mahal. Sebagai contoh atap baja ringan dengan genteng beton, pada proyek pembangunan rumah dengan ukuran  10 m x10 m hanya membutuhkan waktu 6 hari paling lama.

Dibawah ini merupakan contoh perbandingan perhitungan upah tukang dan tenaga secara  borongan dan harian.

Perhitungan Borongan Biaya Tukang dan Tenaga Pekerjaan Atap

Item Pekerjaan Luas (m²) Harga rata-rata per meter Borongan (Rupiah) Jumlah Total
Pekerjaan Atap Pembangunan Rumah 10×10 m = 100 m² Rp 65.000,- Rp 6.500.000,-

Perhitungan Harian Biaya Tukang dan Tenaga Pekerjaan Atap

Item Pekerjaan Harga (Rupiah) Jumlah Tenaga Jumlah Hari Jumlah Total
Upah Tukang dan Tenaga Pekerjaan Atap Pembangunan Rumah Rp 150.000,- 3 orang 6 hari Rp 2.700.000,-

 

Terlihat selisih antara biaya Borongan dan harian sebesar Rp 3.800.000,-. Sebuah angka yang cukup besar dan dapat dialokasikan ke pekerjaan yang lain. Maka dari itu pada pekerjaan atap disarankan untuk dilakukan pembayaran secara harian.

  • Pekerjaan Plesteran dan Acian

Pekerjaan ini termasuk ringan tetapi membutuhkan keahlian yang tinggi. Kita bisa beri target ke tukang untuk menyelesaikan pekerjaan  plaster. Kemampuan rata-rata tukang menyelesaikan plesteran per hari adalah 10 m²/tukang sedangkan borongan rata-rata per m²-nya berkisar antara Rp 30.000 – Rp 35.000,-. Pada pekerjaan ini sebaiknya dibayarkan secara harian.

  • Pekerjaan Instalasi Listrik dan Pipa

Mau tidak mau pekerjaan ini harus dibayarkan borongan karena sangat jarang adanya tukang listrik dan pipa yang bekerja instalasi harian. Untuk harga yang ditawarkan akan mengikuti negosiasi dengan tukang yang memiliki keahlian pada bidang pekerjaan ini.

  • Pekerjaan Pemasangan Plafon

Pekerjaan ini ringan dan cepat tetapi membutuhkan keahlian yang tinggi. Sebagai contoh, harga 1/m² pekerjaan plafon gypsum Rp 50.000,- /m² sudah termasuk plafon dan lis  plafonnya sedangkan rumah ukuran 10 m x 10 m dengan isi ruangan berupa 3 kamar tidur, 2 kamar mandi, mampu diselesaikan pekerjaan plafonnya dalam 6 hari dengan 3 orang tenaga.  Untuk pekerjaan ini sebaiknya dibayarkan secara harian.

  • Pekerjaan Pemasangan Keramik

Pada pekerjaan ini dapat dilakukan pembayaran secara harian. Biaya pemasangan keramik per m² sekitar Rp 45.000,- sedangkan rata-rata tukang yang mengerjakan pemasangan keramik biasanya per hari paling sedikit mereka bisa menyelesaikan pekerjaan sekitar 5m²/hari.

  • Pekerjaan Pemasangan Kusen

Pemasangan kusen pintu jendela dapat dibayar dengan sistem borongan. Rata-rata biaya pekerjaan borongan, 1 kusen pintu jendela dengan harga Rp 50.000,-/frame. Biasanya 1 tukang dapat menyelesaikan 3 frame dan memasangnya dalam 1 hari. Jadi pada pekerjaan ini, kita bisa targetkan untuk pemasangannya sesuai dengan kebutuhan dari bangunan.

  • Pekerjaan Cat

Pada pekerjaan pengecatan dinding sebaiknya dibayarkan secara harian karena hasilnya pasti akan lama dalam pengerjaannya, tetapi kita juga bisa memberi upah secara borongan dengan penawaran atau negosiasi.  Sebagai contoh, kita dapat menawarkan pekerjaan pengecatan 1 rumah dengan harga borongannya sebesar Rp 3.000.000,-. Harga ini dapat ditentukan tergantung dari luasan dinding dari sebuah bangunan.

  • Pekerjaan Pembersihan

Hal ini jelas harus borongan, mengingat kerja yang cukup berat dan banyak jika diberi upah harian tentu pengeluaran kita akan semakin membengkak.

Readers, penjelasan diatas tadi adalah contoh-contoh pekerjaan proyek beserta gambaran biaya tenaga kerja dan pencapaian harian. Semoga dengan adanya sedikit info dapat membantu owner proyek  dalam menjalankan memilih metode pembiayaan  terbaik dalam manajemen proyek yang sedang dikerjakan ya.

Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

ID
Scroll to Top