6 Langkah Manajemen Risiko Proyek

6 Langkah Manajemen Risiko Proyek

Menurut PMBOK (Project Management Body of Knowledge), terdapat 6 langkah dalam melakukan manajemen risiko. Adapun perhitungan untuk masing-masing langkah adalah sebagai berikut:

1- Identifikasi risiko: Langkah pertama adalah mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam proyek. Tim proyek dapat menggunakan berbagai teknik seperti brainstorming, analisis SWOT, dan studi dokumentasi untuk mengidentifikasi risiko. Setelah risiko diidentifikasi, tim proyek perlu menilai potensi dampak dan kemungkinan terjadinya risiko tersebut dengan menggunakan matriks dampak dan kemungkinan.

Contoh Identifikasi risiko: Misalnya, pada sebuah proyek pembangunan gedung, risiko yang                diidentifikasi adalah keterlambatan pengiriman bahan bangunan karena masalah logistik.

2 – Analisis risiko: Setelah risiko diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis                  risiko untuk mengevaluasi dampak potensial dari setiap risiko pada proyek. Analisis risiko dapat                dilakukan dengan menggunakan teknik seperti analisis sensitivitas, analisis pohon penyebab,                      dan analisis Monte Carlo.

Contoh Analisis risiko: tim proyek melakukan analisis risiko dengan menggunakan metode                   analisis sensitivitas. Dari analisis tersebut, didapatkan bahwa kemungkinan terjadinya                                 keterlambatan pengiriman bahan bangunan adalah sebesar 50%, dan dampaknya adalah                             keterlambatan dalam penyelesaian proyek sebesar 2 minggu.

3 – Evaluasi risiko: Setelah analisis risiko selesai dilakukan, tim proyek perlu mengevaluasi risiko dengan mempertimbangkan dampak potensial dan kemungkinan terjadinya risiko. Matriks risiko dapat digunakan untuk membantu tim proyek mengevaluasi risiko dan menentukan tindakan yang harus diambil untuk mengurangi atau mengelola risiko.

Contoh Evaluasi risiko: Setelah analisis risiko dilakukan, tim proyek mengevaluasi risiko dengan                menggunakan matriks risiko. Dari evaluasi tersebut, didapatkan bahwa risiko tersebut masuk ke                dalam kategori “risiko tinggi”, karena memiliki dampak yang besar dan kemungkinan terjadinya                cukup tinggi.

4 – Mengembangkan rencana respons risiko: Setelah risiko dievaluasi, langkah selanjutnya adalah mengembangkan rencana respons risiko untuk mengurangi atau mengelola risiko. Rencana respons risiko harus mencakup tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak risiko dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan proyek.

Contoh Mengembangkan rencana respons risiko: Untuk mengurangi dampak risiko, tim proyek mengembangkan rencana respons risiko dengan cara mengatur jadwal pengiriman bahan bangunan agar lebih awal dari jadwal yang telah ditetapkan, serta melakukan pemantauan yang ketat terhadap jalur logistik

5 – Melaksanakan rencana respons risiko: Setelah rencana respons risiko dikembangkan, langkah selanjutnya adalah melaksanakan rencana tersebut. Tim proyek harus memantau proyek secara teratur untuk memastikan bahwa rencana respons risiko dilaksanakan dengan tepat. Contoh Melaksanakan rencana respons risiko: Tim proyek melaksanakan rencana respons risiko dengan mempercepat jadwal pengiriman bahan bangunan dan memantau jalur logistik secara intensif.

6 – Memantau dan mengendalikan risiko: Setelah rencana respons risiko dilaksanakan, tim proyek harus memantau dan mengendalikan risiko selama proyek berlangsung. Hal ini meliputi mengevaluasi efektivitas dari tindakan yang telah diambil untuk mengurangi risiko dan menangani risiko yang baru muncul selama proyek berlangsung. Contoh Memantau dan mengendalikan risiko: Selama proyek berlangsung, tim proyek terus memantau dan mengendalikan risiko dengan memastikan bahwa jadwal pengiriman bahan bangunan tetap terjaga dan jalur logistik berjalan dengan baik.

Berikut adalah contoh soal penerapan rumus manajemen risiko PMBOK pada proyek bangunan pengiriman bahan bangunan:

Sebuah proyek pembangunan rumah sakit memperkirakan risiko terkait pengiriman bahan bangunan dari pemasok. Probabilitas risiko terjadi dianggap sebesar 50%, dan dampaknya adalah keterlambatan dalam penyelesaian proyek sebesar 2 minggu. Biaya yang diperkirakan karena keterlambatan tersebut adalah sebesar Rp 100.000.000,-.

Berikut adalah contoh perhitungan menggunakan beberapa rumus PMBOK:

  1. Tingkat Risiko Tingkat Risiko = Probabilitas Risiko x Dampak Risiko Tingkat Risiko = 0,5 x 2 = 1

Dari perhitungan tersebut, tingkat risiko yang dihadapi oleh proyek adalah 1.

  1. Indeks Risiko Indeks Risiko = Probabilitas Risiko x Dampak Risiko Indeks Risiko = 0,5 x 2 = 1

Dari perhitungan tersebut, indeks risiko yang dihadapi oleh proyek adalah 1.

  1. Biaya Risiko Biaya Risiko = Biaya Preventif + Biaya Kontingensi + Biaya Pemulihan Biaya Preventif = 0,5 x Biaya Risiko = 0,5 x Rp 100.000.000,- = Rp 50.000.000,-
  2. Biaya Kontingensi = 0,3 x Biaya Risiko = 0,3 x Rp 100.000.000,- = Rp 30.000.000,-
  3. Biaya Pemulihan = 0,2 x Biaya Risiko = 0,2 x Rp 100.000.000,- = Rp 20.000.000,-

Dari perhitungan tersebut, biaya risiko yang diperlukan untuk menangani atau mengurangi risiko keterlambatan pengiriman bahan bangunan adalah Rp 50.000.000,- untuk tindakan preventif, Rp 30.000.000,- untuk kontingensi, dan Rp 20.000.000,- untuk pemulihan.

Dengan menggunakan rumus-rumus manajemen risiko PMBOK, tim proyek dapat memperkirakan risiko yang dihadapi, menghitung tingkat risiko dan biaya risiko yang diperlukan untuk mengurangi atau menangani risiko tersebut secara efektif. Hal ini membantu proyek pembangunan rumah sakit untuk berjalan lebih efisien dan berhasil mencapai tujuan proyek dengan lebih baik dengan 6 Langkah Manajemen Risiko Proyek.